Jakarta, Verostv.com – Relawan Garis Keras Prabowo Gibran ikut Mengomentari Konflik Berkepanjangan antara Presiden RI ke-7, Ir H Joko Widodo dengan PDI Perjuangan.
Pasalnya, Konflik tersebut tidak habis-habisnya. Cenderung membuat suasana menjadi kurang Kondusif. Justru Masyarakat Indonesia yang di Rugikan akibat Perseteruan antar Kedua belah Pihak.
Dampak Pecah Kongsi seperti itu turut membuat suasana Kebatinan Masyarakat Indonesia jadi terganggu. Pihak yang dulunya diketahui Berteman, satu Tim dan saling Menguntungkan, Justru kini berbalik arah, Kedua belah Pihak ternyata Mempertontonkan Sikap Aslinya masing-masing.
Melihat Kondisi tersebut, Relawan Garis Keras Prabowo Gibran ikut memberikan Nasehatnya. Semata-mata menjaga Kondusifitas antar sesama Anak Bangsa.
“Pemerintahan Bapak Presiden dan Wakil Presiden RI saat ini baru masuk bulan ketiga, sudah seharusnya kita semua ambil bagian dalam Menjaga Kondusifitas Bangsa Indonesia, dari aspek manapun, semua pihak bertanggung jawab melakukan hal tersebut. Jangan sampai muncul Stigma, bahwa Ketegangan dan Konflik antara Jokowi dengan PDIP seperti Layaknya Anak TK, yang mempertontonkan Lelucon masing-masing, terkesan Lucu dan Aneh” ungkap Larshen Yunus.
Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Gabungan Rakyat Prabowo Gibran (GARAPAN) itu tegaskan lagi, bahwa pihaknya sangat menyesalkan kondisi tersebut. Melalui Ketua Umum DPP GARAPAN, publik harus mengetahui, bahwa Keharmonisan Antara Jokowi dengan PDIP pernah terjadi. Kedua belah Pihak pernah saling menguntungkan.
Dahulu, Jokowi bisa besar seperti saat ini karena dukungan kuat sekaligus topangan dari PDIP. Mulai dari Pencalonan sebagai Walikota Surakarta (Solo), Gubernur DKI Jakarta hingga menjadi Presiden RI selama 2 (dua) Periode, peran PDIP sangat besar dalam menjadikan Jokowi “Seperti Orang” saat ini. Begitupula dengan Jokowi, turut memberikan sekaligus Menghadirkan Keberkahan bagi PDIP.
“Masyarakat Indonesia tentunya harus tahu dan di ingatkan kembali. Bahwa Jokowi juga pernah memberikan dampak yang baik bagi Ekosistem PDIP sampai saat ini. Buktinya ketika masih aktif sebagai Presiden RI, ibu Megawati Soekarnoputri juga di Libatkan dalam Pemerintahan. Gajinya tak tanggung-tanggung, walaupun hanya sebatas nama sebagai Penasehat Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) saat itu. Melalui Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP Hasto Kristiyanto, begitu banyak Anggaran Negara melalui APBN di Kucurkan, hingga akhirnya PDIP semakin besar sampai saat ini” tutur Larshen Yunus.
Ketua Umum Gabungan Rakyat Prabowo Gibran itu juga sampaikan, betapa banyaknya dampak positif yang diberikan Keduabelah Pihak, hingga akhirnya saling menguntungkan, tapi apa yang terjadi? Konflik tidak Terelakkan, berbagai alasan disampaikan, saling membela diripun diciptakan. Sampai akhirnya yang dirugikan adalah Masyarakat Indonesia. Sampai kapan ini berakhir? Kenapa Partai sebesar PDIP seperti Ngotot Menghembuskan Isu yang tak Pantas tentang Jokowi, bukankah Presiden RI ke-7 itu pernah satu rumah dengan PDIP? kok Keduabelah Pihak jadi saling Lempar Bola, saling membongkar Aib masing-masing.
Bertempat di Kantor Sekretariat dan Tata Usaha DPP GARAPAN, di Bilangan Jalan Brigjen Katamso, Slipi Petamburan Jakarta Barat, Ketua Larshen Yunus kembali menyerukan, agar Keduabelah Pihak segera Berdamai. Hentikan semua Kekisruhan yang ada. Saling Memaafkan adalah sikap yang paling tepat.
“Ayolah Bapak Jokowi! Introspeksilah dirimu itu. Siapa yang menjadikanmu Besar seperti saat ini. JAS MERAH, Jangan Sesekali Lupakan Sejarah. Begitupula dengan PDIP, ingat jugalah kebaikan yang pernah diberikan mantan Presiden RI itu. Berapa banyak APBN yang disalurkan beliau, berapa kali Kebijakan yang telah menguntungkan PDIP itu sendiri. Ayo Evaluasi diri kita masing-masing. Janganlah merasa paling benar sendiri. Bersatu, Berjuang dan Menang” akhir Ketua Umum Relawan Prabowo Gibran Larshen Yunus, seraya menutup pernyataan persnya. (*)